Bakso Story
Alkhamdulillah ketemu lagi dengan rampokilmu ditahun 2014 ini ..... lamaaaa sekali tidak menulis disini karena ke-sok-sibukkan saya :D (oke skip skip)
Langsung saja postingan pertama di tahun 2014 tentang makanan yang sudah begitu melegenda alias sapa-sapa ngerti (ngapak_red) di Indonesia tercinta kita ini.
apakah itu??
Yapz...BAKSO...lima kata yang sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Hampir di setiap sudut kota, kabupaten, kecamatan, desa, bahkan RT pun selalu ada penjual BAKSO. Bahkan dalam iklan komersil di TV pun ada slogan soooo...baksooooo....( nada C = do ) untuk produknya. hhhhe.
Walaupun BAKSO sudah melegenda..sama seperti...Diego Maradona dalam sepakbola.....Valentino Rossi dalam Moto GP....Susi Susanti dalam Bulutangkis......namun percayalah ... jika orang Indonesia ditanya asal usul makanan bulat dari adonan daging sapi alias BAKSO itu darimana pasti (menurut penerawangan saya) 97% menjawab dengan tidak benar alias salah.
Makanya supaya rampokers (istilah untuk pembaca rampokilmu) tidak menjadi 97% nya itu, ini ada artikel mengenai asal usul dari makanan BAKSO. Monggo disedot :D
Pada akhir Dinasti Ming (awal abad ke-17) di Fuzhou, ada seorang pria bernama Meng Bo, tinggal di sebuah desa kecil. Dia berkepribadian baik dan berbakti kepada orang tuanya. Bakti Meng Bo pada ibunya sangat diketahui oleh para tetangga. Suatu hari, ibunya yang sudah mulai tua sudah tidak dapat makan daging lagi, karena giginya sudah mulai tidak bisa makan sesuatu yang agak keras. Ini sedikit mengecewakan karena dia suka sekali makan daging.
Meng Bo ingin membantu ibunya agar bisa mengonsumsi daging lezat lagi. Sepanjang malam duduk, memikirkan bagaimana mengolah daging yang bisa dimakan oleh ibunya. Hingga suatu hari, ia melihat tetangganya menumbuk beras ketan untuk dijadikan kue mochi. Melihat hal itu, timbul idenya. Meng Bo langsung pergi ke dapur dan mengolah daging dengan cara yang digunakan tetangganya dalam membuat kue mochi. Setelah daging empuk, Meng Bo membentuknya menjadi bulatan-bulatan kecil sehingga ibunya dapat memakannya dengan mudah. Kemudian ia merebus adonan itu, tercium aroma daging yang lezat.
Meng Bo menyajikan bakso itu kepada ibunya. Sang ibu merasa gembira karena tidak hanya baksonya yang lezat, tapi juga mudah untuk dimakan. Meng Bo sangat senang melihat ibunya dapat makan daging lagi.
Kisah berbaktinya Meng Bo pada ibunya beserta resep baksonya, cepat menyebar ke seluruh kota Fuzhou. Penduduk berdatangan untuk belajar membuat bakso lezat pada Meng Bo.
Sekian dan terimakasih :D
Post Comment
Tidak ada komentar