Seminar Indonesian Digital Learning 2016
"Teknologi
Terbaik adalah Teknologi yang ada!!" kalimat itulah yang seolah
menampar wajahku saat mengikuti seminar IDL 2016 di Kota Yogyakarta (18 -
19 April 2016) di Hotel Grand Tjokro. Adalah Prof. Richardus Eko Indrajit
yang mengucapkan, seorang yang berprestasi tinggi dengan sikap yang
membumi, murah senyum, dan humoris. Dua jam sesi bersama beliau sungguh
kurang bagi saya, menarik dan tidak membosankan.
Seminar dalam 2 hari tersebut pada intinya adalah memaksimalkan media
digital dalam pembelajarandalam era digital saat ini. Namun sebelumnya saya pesimistis, asal pembaca tahu saja, saya adalah seorang guru SD di sebuah sekolah yang berada di pegunungan, daerah perbatasan, dan denga jumalah siswa yang tidak mencapai 100 siswa dalam satu sekolah. Dalam lingkungan geografis yang terdiri dari hanya dua dusun saja, sehingga sulit untuk mendapatkan siswa yang banyak.
Selain itu, lingkungan ekonomi menengah ke bawah bagi para orang tua siswa semakin menyulitkan sekolah kami berkembang dalam sarana dan prasarana, khususnya dalam media digital. Pernah sesekali dalam pikiran saya, mengapa Tuhan menjadikan saya guru disekolah ini, bagaimana saya bisa berkembang? (gumamku dalam hati).
Pada Tahun 2010, saya yang masih muda saat itu mendapatkan SK CPNS dari PemKab Sleman. Tertulis dalam selembar kertas tersebut nama sebuah sekolah SD Negeri Sumberwatu Prambanan Sleman Yogyakarta. Hari berikutnya kucari sekolah tersebut...naik pegunungan boko (sebelah selatan Candi Prambanan) kutemukan sebuah sekolah walau beberapa kali salah jalan.
Hari pertama kujejakkan kaki disekolah dan memperkenalkan diri kepada siswa dan guru. Sekolah yang rata dengan tanah saat bencana gempa melanda Yogyakarta pada tahun 2008 lalu berdiri dengan kokoh setelah mendapatkan bantuan dari negeri belanda, namun kokohnya bangunan tidak sebanding dengan jumlah siswa dalam sekolah tersebut, 62 anak saja saat pertama kali saya datang.
Hari berlalu, berganti bulan, berganti tahun tanpa terasa. Saya adalah penyuka tantangan, ingin belajar apapun, ingin meningkatkan kemampuan diri, namun selalu terbentur dengan status SD yang diambang regrouping. Jarang sekali sekolah kami mengikutkan siswa nya dalam kegiatan Pramuka, cerdas cermat, lomba pendidikan dan kegiatan lainnya seperti sekolah pada umumnya. Semua ini karena terganjal letak geografis pemukiman penduduk dan sekolah yang jaraknya cukup jauh.
Saya pasrah pada itu semua, meyerah tanpa syarat pada sekolah itu. Dalam pada itu, prestasi individu saya cukup menghibur diriku. Menjadi pengurus Kelompok Kegiatan Guru (KKG) Kecamatan, Pengurus Kelompok Kerja Operator (KKO) Kecamatan, Operator NUPTK Kecamatan, Intruktur Nasional (IN) Implementasi Kurikulum 2013, Guru Pendamping Implementasi Kurtilas Tingkat Kecamatan, dan bahkan menjadi tukang memperbaiki/ servis mendadak perlatan komputer di sekolah maupun di UPT Yandik Kecamatan Prambanan, sehingga banyak yang mengenal saya 'bisa' dalam teknologi dalam ruang lingkup di luar sekolah.
Padahal semua itu bisa karena terbiasa, otodidak dan kepepet (selain saya juga tertarik dalam dunia teknologi). Ironisnya semua itu tidak bisa saya maksimalkan di sekolah saya, dikarenakan minimnya peralatan digital di sekolah. Sehingga saya menyerah pasrah, pembelajaran jarang sekali (bukan berarti tidak pernah) memanfaatkan media digital.
Nah, setelah mengikuti seminar ini saya mempunyai optimisme untuk meningkatkan pembelajaran di sekolah saya. Ya , kembali "Teknologi Terbaik adalah Teknologi yang ada!!" menggelora di benak saya. Pasti Bisa (teriak dalam hati)
_gen99a
Tidak ada komentar